Dalam pidato kenegaraannya di hadapan Sidang Bersama DPR dan DPD pada tanggal 15 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan garis besar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026. Pidato yang disiarkan secara luas ini memberikan gambaran komprehensif mengenai arah kebijakan ekonomi pemerintah, dengan penekanan kuat pada optimalisasi peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pelaksanaan delapan program prioritas yang telah ditetapkan.

Sebagaimana tercermin dalam diskusi dan analisis ekonomi, termasuk yang disampaikan dalam video terkait, RAPBN 2026 dirancang dengan target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, yakni 5,4% atau lebih. Presiden Prabowo menegaskan keyakinannya bahwa target ini dapat dicapai melalui sinergi kebijakan fiskal dan moneter yang kuat, serta implementasi program-program strategis yang terukur. Inflasi juga menjadi perhatian utama, dengan target yang dijaga rendah di kisaran 2,5%, untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat.

Salah satu poin penting yang ditekankan dalam pidato tersebut adalah peran krusial BUMN dalam menopang keuangan negara. Sejalan dengan semangat efisiensi dan peningkatan kontribusi BUMN terhadap perekonomian, Presiden Prabowo menargetkan setidaknya 50 miliar dolar AS sumbangan dari BUMN ke kas negara. Langkah ini dipandang sebagai upaya strategis untuk mengurangi tekanan pada APBN dan meminimalisir potensi defisit. Presiden juga menyoroti perlunya restrukturisasi BUMN, termasuk pemangkasan birokrasi dan peningkatan tata kelola perusahaan yang baik, untuk memastikan BUMN beroperasi secara efisien dan memberikan kontribusi maksimal.

Lebih lanjut, pidato kenegaraan tersebut menguraikan delapan agenda prioritas yang akan menjadi fokus utama alokasi anggaran dalam RAPBN 2026. Agenda-agenda ini mencakup berbagai aspek pembangunan, mulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia hingga penguatan infrastruktur dan ketahanan nasional. Alokasi anggaran yang signifikan diberikan untuk sektor-sektor strategis, seperti ketahanan pangan (Rp 164,4 triliun), energi (Rp 402,4 triliun, dengan fokus pada transisi energi bersih), pendidikan (Rp 757,8 triliun, termasuk program makan siang gratis senilai Rp 335 triliun), dan kesehatan (Rp 244 triliun melalui perluasan Jaminan Kesehatan Nasional).

Presiden Prabowo juga menyinggung upaya pemerintah dalam mempercepat investasi dan perdagangan, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta koperasi desa, dan memperkuat sistem pertahanan negara. Setiap agenda prioritas ini memiliki alokasi anggaran yang jelas dan terukur, menunjukkan komitmen pemerintah untuk melaksanakan program-program yang telah dijanjikan.

Secara keseluruhan, pidato kenegaraan Presiden Prabowo pada 15 Agustus 2025 memberikan gambaran optimis mengenai prospek ekonomi Indonesia di tahun mendatang. Dengan penekanan pada peran strategis BUMN dan implementasi delapan program prioritas yang didukung oleh alokasi anggaran yang signifikan, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. RAPBN 2026, yang dipaparkan dalam pidato tersebut, menjadi landasan penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas di masa depan.

Leave a Comment